Siswa SMA Tuban Diajak Memahami Pernikahan Dini Salah Satu Pemicu Stunting

Ainur Rofiq - detikJatim

Tuban - Sejumlah siswa di Tuban mendapat edukasi tentang kesehatan reproduksi, terutama soal stunting yang dipicu pernikahan dini. Mereka tampak antusias karena penyuluhan itu dipadu dengan permainan yang menarik.
Para pelajar itu sedang mengikuti penyuluhan dalam program Pengabdian Masyarakat bertajuk Bersama Remaja Tuban Bangun Bangsa (SAMBA) yang digelar Fakultas Kedokteran Unair, Dinkes, dan IDI Tuban.

Kegiatan itu dikemas santai namun serius dengan pemateri dari dokter dan alumni FK Unair. Setidaknya ada 100 perwakilan siswa siswi dari berbagai SMA/MA, guru, hingga perwakilan bidan dari berbagai daerah di Tuban.

Budi Prasetyo SpOG, Dosen Fakultas Kedokteran Unair menyatakan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan di Tuban ini untuk mengenalkan pentingnya kesehatan reproduksi sejak dini.

"Adanya peningkatan angka pernikahan dini. Salah satu penyebab pernikahan dini karena perilaku resiko tinggi yang dilakukan remaja yang tidak diinginkan. Di sini kami berupaya meningkatkan kesadaran pentingnya mengetahui risiko perilaku pada kesehatan reproduksi," kata Budi, Rabu (19/6/2024).

Budi berharap kegiatan ini mampu berkelanjutan. Dia berharap sejumlah modul-modul yang telah diberikan kepada para peserta dapat diterapkan dan ditularkan kepada sesama siswa lainnya.

"Kami mengharapkan setelah kegiatan bertajuk Samba ini, para siswa-siswi dan pembina UKS bisa menjadi kader kesehatan di sekolah masing masing di bawah guru pembimbing sehingga program ini berkelanjutan," ujarnya.

Dinkes Tuban sangat mengapresiasi kegiatan ini karena bisa mendukung penurunan angka stunting di wilayah Tuban. Karena isu strategis kali ini adalah masih tingginya angka stunting di Tuban.

Kabid Kesehatan Masyarakat (KFN) Rukmini mengatakan pada 2022 angka stunting di Tuban mencapai 24,09%. Kemudian pada 2023 telah mengalami penurunan cukup signifikan hingga 7,1% menjadi 17,8% pada 2023.
Pemkab Tuban menargetkan penurunan angka stunting pada 2024 ini menjadi 14%. Selain stunting, kegiatan itu juga diharapkan mampu mencegah kematian ibu dan bayi. Penyuluhan kesehatan reproduksi itu pun dianggap penting.

"Kegiatan ini bagus karena yang digarap dari hulunya, dari remajanya. Harapannya dengan ada pemahaman kesehatan reproduksi dari awal tidak ada remaja nikah dini. Karena cikal bakal stunting itu salah satunya kehamilan di bawah usia 20 tahun," kata Rukmini.

Penyuluhan ini disebut-sebut juga menjadi bentuk intervensi pencegah kehamilan di usia remaja. Sebab itulah Dinkes Tuban juga akan melakukan penyuluhan yang sama karena Pemkab Tuban mendukung penanganan isu tingginya angka stunting ini.

Kolaborasi penyuluhan dalam Kegiatan Pengabdian masyarakat Fakultas kedokteran Unair dan Dinkes ini turut diapresiasi organisasi dokter di Bumi Wali, yakni Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tuban.

"IDI Tuban mendukung program dinas kesehatan. Yang lagi booming ini pencegahan kematian ibu dan bayi. Angka stunting dan yang saat ini pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi," tutur perwakilan pengurus IDI Tuban Dr Ratna Ernawati.


Baca artikel detikjatim, "Siswa SMA Tuban Diajak Memahami Pernikahan Dini Salah Satu Pemicu Stunting" selengkapnya https://www.detik.com/jatim/berita/d-7398369/siswa-sma-tuban-diajak-memahami-pernikahan-dini-salah-satu-pemicu-stunting.

Berita Lainnya :

Card Image
Bahaya Rokok bagi Kesehat...

Alicia Diahwahyuningtyas, Rizal Setyo Nugroho

Card Image
Panduan Lengkap Kesehatan...

Ainul Marziah, Karina

Card Image
Remaja yang Idap Penyakit...

Ade Nasihudin Al Ansori liputan6.com